Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Jurnal Refleksi September

Ini adalah jurnal refleksi bulan September. Jurnal Refleksi ini menggunakan metode 4F (facts, feelings, findings, future) yang akan mengulas apa saja peristiwa penting yang telah terjadi selama sebulan belakangan, bagaimana perasaan ketika peristiwa itu terjadi, apa hikmah yang bisa diambil, dan apa rencana yang akan dilakukan sebulan ke depan. Jurnal Refleksi ini adalah writing challenge yang harus diselesaikan oleh penerima manfaat Etos ID Medan untuk mengasah kemampuan menulis. Enjoy!

---


Facts
September ini penuh dengan agenda-agenda kantor yang luar biasa padat. Banyak hal baru yang aku alami. Pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), FGD Social Mapping, monitoring evaluasi program Aquaponik. Belum lagi agenda welcoming camp bareng adek-adek penerima manfaat beasiswa di Sibolangit.

Agenda welcoming camp yang mirip dengan tahun lalu, tapi feel-nya tetap beda. Lebih terasa santai, tidak terburu, tapi tiap agenda acara bisa terlaksana. Dan setelah sekian lama, aku akhirnya masak lagi. Masak nasi goreng dan tumis kangkung ala-ala. Nggak tanggung, buat porsi 30 orang. Semoga adek-adek nggak sakit perut. Wkwk.

Saking padatnya agenda, ditambah rumah sempat banjir, akhirnya badan drop dan butuh rehat. Alhamdulillah nggak lama-lama. Sehari cukup buat istirahat full seharian, nggak ngurusin kerjaan. Jadi ternyata, salah satu tips supaya badan segera fit lagi ala aku adalah berhenti sebelum tumbang. Ketika udah mulai ada gejala-gejala flu, pusing, demam, udah rehat aja dulu seharian. Besoknya insyaallah uda agak enakan dan bisa balik beraktivitas. Dibandingkan dengan tumbang dulu baru berhenti, masa buat recovery akan lebih lama.


Feelings
Selama ke-hectic-an itu, tentu saja perasaannya capek, bosen, pengen cepet pulang setiap harinya biar segera ketemu sama kasur. Kadang kalo lagi error, pengen resign saat itu juga. Wkwk. Tapi ya namanya kerja, pasti capek. Jadi, mau ndak mau, dinikmati aja.

Karena Medan juga lagi musim hujan tiap sore dan aku sudah kelelahan, sekarang udah jarang nongkrong bareng mentemen organisasi. Sedih sih. Apalagi keadaan internal organisasi juga lagi nggak baik-baik aja.

Bulan September juga dipenuhi dengan kegalauan dan kebimbangan. Tidak pernah benar-benar yakin, selain percaya bahwa Allah tak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.


Findings
Kita memang nggak bisa mengandalkan diri kita sendiri walau sedetikpun. Kita juga nggak akan bisa pernah menghindari takdir apapun yang sudah Allah tetapkan untuk kita.

Jadi, kelelahan dan kebingungan itu adalah cara Allah menitipkan hikmah. Berhasil dan gagal juga menjadi serangkaian proses yang kita harus terima dalam perjalanan memulung hikmah itu. So, tetaplah menjalani kehidupan. Walau sulit dan sempit, semoga Allah ridha.

Hikmah lainnya, jangan menggantungkan ekspektasi pada orang lain. Sulit sekali memang. Ketika kita berekspektasi terlalu tinggi, maka siaplah jatuh ke lembah kekecewaan sedalam ekspektasi yang kita pasang.


Future
Kurangi overthinking. Jangan mikir kejauhan. Jalani aja yang ada hari ini. Santai aja. Kalau rezeki, nggak kemana. Kalau nggak rezeki, pasti Allah udah siapin yang lebih baik di depan sana.

Tetap tawakkal. Gantungkan semuanya sama Allah. Percaya bahwa Allah pasti akan beri petunjuk dan jalan terbaik yang kita harus lewati ke depan. Kita sedang dijaga Allah, asal kita juga menjaga-Nya dalam diri kita.


Your pal,
Ida M

Komentar

Postingan Populer