Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Malam ke-27


Kala itu, malam ke-27 Ramadan. Selepas shalat, aku membaca Qur'an. Tiba-tiba hatiku sesak dan ingin menangis ketika tiba pada sebuah ayat. Ayat yang aku tak tahu apa terjemahannya.

Selepas membaca ayat itu, aku membaca terjemahannya, lalu membaca ayat setelahnya, dan terjemahannya lagi. Aku berhenti dan tumpah dalam air mata.

Ayat yang aku bahkan tak tahu bahwa itu ada di Qur'an. Ayat yang menjadi jawaban atas doa-doa yang belakangan ini aku panjatkan.

QS Asy-Syura ayat 11-12.


Ramadan ini, entah kenapa aku memang lebih banyak meminta jodoh dibanding Ramadan sebelumnya. Semoga ini bukan karena tekanan eksternal atau rasa terburu nafsu.

Jadi ketika secara tiba-tiba Allah pertemukan dengan ayat itu, aku merasa malu. Sangat malu. Lupa bahwa Allah sudah mengatur semua rezeki makhluk-Nya, termasuk soal jodoh.

Tugas kita cuma ikhtiar dan tawakkal. Kapan itu akan diberi, biar itu jadi urusan yang kita serahkan pada-Nya. Seleksi Allah sejatinya tengah berlangsung. Dan pilihan Allah pasti tak akan pernah salah.

Apalah daya dan intelektual kita yang cetek ini. Sedangkan ilmu dan pengetahuan Allah seluas langit dan bumi.

Duhai Allah, terima kasih sudah memberi hadiah berharga lewat kalam-Mu di malam ke-27 Ramadan tahun ini. Ini lebih baik dari hadiah apapun yang pernah aku terima sepanjang hidup.

Mulai hari ini, hamba serahkan pada-Mu, duhai Rabb. Engkau yang paling tahu tentang apa yang aku butuhkan.



Ida Mayasari,
I'tikaf malam ke-29
Masjid Musabbihin, 1444 H

Komentar

  1. Alhamdulillah tahun ini doa doa nya sudah di ijabah.

    BalasHapus

Posting Komentar

jangan sungkan untuk berkomentar ya :)

Postingan Populer