Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Jurnal 1 - Pertolongan Allah

Well, demi mengisi hati hari-hari yang kosong pada masa pandemi covid-19 yang belum tau akan kapan berakhirnya, aku bertekad untuk menulis jurnal. Terhitung dimulai pada hari ini, 2 April 2020, sampai minimal sebulan ke depan. Semoga istiqomah.

Disclaimer: karena ini adalah jurnal harian, maka mungkin tulisannya akan singkat dan  berantakan. But, it's okay. Ailof maiself.

I'm the kind of person yang mudah sekali terinspirasi sama apa yang dibaca dan ditonton. Hari ini, aku terinpirasi dari salah satu video di Youtube. Judulnya Wanita Berpendidikan. Sejenis talkshow, ada 1 host, 1 pemateri. Pematerinya adalah Dewi Nur Aisyah, seorang ibu dan istri, yang nyambi jadi researcher epidiemologi di berbagai instansi.

Dari paparan Mbak Dewi, I got some points yang bisa nambah perspektif atau jadi tamparan buat diri sendiri.

Pertama, Mbak Dewi kasih tau kalau mau lanjut kuliah S2, lihat dulu jurusan kita apa. Lalu, cari kampus terbaik untuk jurusan itu. Setelah udah nentuin kampus terbaik, pastikan niat kita untuk kuliah ke LN bukan untuk nikmatin winter di sana. Niatnya harus untuk menuntut ilmu di kampus terbaik, agar bisa memanfaatkan ilmu itu bagi sekitar kita.

Kedua, Mbak Dewi ngejawab dengan penuh tawadhu bahwa apa yang didapatkan dan dijalaninya hingga hari ini, adalah karena pertolongan Allah semata. Bukan karena doi smart, atau pinter ngatur waktu. Semua karena Allah yang mampukan.

Wow! Ini telak banget sih, buat aku pribadi tentunya.
Kadang kita ga sadar sering sombong sama kemampuan diri sendiri. Berasa mampu ngerjain banyak hal sendiri. Lupa ngelibatin Allah. Lupa karena semua sumber kekuatan itu datengnya dari Allah.
Bagi kamu yang tertarik untuk nonton videonya, ini yha.



Bye!
Ida Mayasari

Komentar

Postingan Populer