Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Semangat ya, Kamu!









Ramadhan ini, FIM Sumut sudah tandatangan MoU kerja sama dengan salah satu start up. Namanya Mashara. Bentuk kerja samanya, FIM Sumut bikin 6000 soal untuk kuis di aplikasi mereka (http://kurma.mashara.id) dalam waktu sekitar 20 hari. Feedback-nya, FIM Sumut dapat sejumlah uang.

Hari ini, H-8 deadline. Ada 2000-an soal lagi yang belum selesai. Setiap orang harus buat sebanyak 250 soal. Dibagi ke 28 orang. Sepuluh orang sudah selesaikan 250 soal. Sisanya, ada yang udah ngerjain sebagian, ada yang masih 0.

Mekanisme pengumpulan soal sudah kuatur sedemikian rupa supaya mudah. Bahkan tahu siapa saja yang mengerjakan, berapa soal yang sudah selesai, berapa yang belum, dsb.

Sesungguhnya, ku ingin berkata judes kepada orang-orang yang sudah memutuskan masuk ke tim, tapi ternyata belum bikin soal sama sekali. Tapi, aku masih bisa tahan kejudesanku, dan  menggantinya dengan kata-kata semangat. Kata-kata "Semangat ya!" kuselipkan ke tiap sheet mereka. Dan ternyata, hal sederhana itu sangat berkesan.


 


Aku tahu, buat 250 soal per orang itu ga mudah. Apalagi dapet topik yang cakupannya ga luas. Akhirnya, aku memutuskan untuk membantu mereka bikin soal. Diem-diem nyelip ke sheet mereka dan bilang, "Kakak bantu bikinin soal ya! -Kak Ida". Eh, rupanya  di antara sekian orang, ada yang akhirnya berani personal chat dan bilang makasih.

he-emmm..






padahal cuma dua bantu bikin 2 soal

Akhirnya, aku sadar bahwa kita bisa aja marah untuk mengungkapkan kekesalan kita. Tapi, alangkah lebih baik ketika kita menahan amarah itu dan menggantinya dengan kata-kata yang lebih positif. Maka insyaallah, respon dan hasilnya akan lebih positif juga.

Untuk siapapun kamu, dimanapun berada, sedang melakukan apa saja, semangat ya!



Ida Mayasari

Komentar

Postingan Populer