Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Kejutan



Pekan ini, dibuka dengan sebuah kejutan dari saya untuk diri saya sendiri.

Kejutan tersebut adalah....

saya mampu nyetrika tiga keranjang pakaian sekaligus. Mulai jam 09.00 pagi, selesai jam 1 siang. Dipotong setengah jam untuk mandi dan nguras bak.

Yeyeyeah!

Jam 1 siang sebenarnya belum selesai semua, tinggal beberapa potong lagi. Akhirnya, sore sekitar jam 5, saya lanjut lagi. Dalam satu jam, semua selesai. What a surprising day!

Bagi sebagian orang, mungkin ini adalah sebuah aib, karena tiga keranjang pakaian itu artinya saya ngga ada nyetrika selama sebulan lebih.

Tapi bagi saya, ini adalah sebuah pencapaian baru, yang kemudian menjadi kejutan.

Saya terkejut karena ternyata menyetrika tidak semembosankan itu. Ternyata, selama tiga jam nyetrika, saya ga ngerasa bosen atau jenuh. Mungkin karena sambil nonton film India jadul di TV. Dan ternyata, setelah semua selesai, kemalasan yang selama ini bertumpuk hingga jadi gunung itu, langsung lenyap seketika.

Saya terkejut karena ternyata selama ini saya cuma sibuk sama pikiran sendiri. Padahal dengan mikir doang, kerjaan ga bakal selesai. Harus take action dan mulai selesain!

Dan ketika sudah dikerjain, ternyata ada Allah yang nguatin. Jadi semangat dan ga berasa jenuh.

Andai bisa terapin hal yang sama ke skripsi. Atau bagaimana kalau kita coba saja?

Komentar

Postingan Populer