Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Pakuda



Wahai, Paduka
Kurasa ada yang menyelinap
Mengelabui prajurit saat gelap
Masuk ke istana

Amboi, hendak apa kiranya
Semalam ia ikut tonton layar tancap
Dan pagi tadi di arena balap
Hei, ia menunggangi kuda!

Hingga jingga mega hari ini
Ia sibuk di kebun mawar
Anehnya, bersama para menteri

Paduka, kenapa tak berkoar
Apa kiranya paduka telah ditunggangi?
Gawat! Rakyat harus menyasar!

#tantangan2
#kelaspuisi
#puisicinta3
#7puisicintafebruari
@kelaspuisi

* * *

Puisi ini diikutsertakan dalam tantangan #sonetacinta dari @kelaspuisi. Dan Alhamdulillah terpilih jadi salah satu dari 3 puisi yang paling unik.

Saya juga upload ke instagram dan facebook. Beberapa orang tidak memahami maksud saya menulis judul PAKUDA, yang notabenenya tidak ada dalam KBBI dan terlihat salah ketik (harusnya Paduka).

Tapi, seorang penulis tidak akan semudah itu salah ketik, apalagi pada judul. Judulnya memang sengaja saya buat PAKUDA. Saya ga akan jelasin kenapa harus itu. Kamu telaah dan tebak sendiri saja, ya. Haha.

Sapardi Joko Damono pernah berkata ketika ditanya tentang maksud puisi Hujan Bulan Juni-nya, "Kalau saya jelaskan namanya bukan puisi, jadinya esai".

Haha.
Maka, nikmatilah bercengkerama dengan pikir dan batinmu sendiri.

Saran saya cuma satu.
Hal-hal yang belum bisa masuk ke logikamu, belum tentu itu tidak baik. Kamu hanya butuh waktu lebih untuk memahaminya.

Aduh, kayak quote dari Mas Gagah itu loh.

“Jika kita tidak setuju dengan suatu kebaikan yang belum kita pahami, cobalah untuk bisa menghargainya.”

Salam,
Penulis-sok-misterius :)

Komentar

Postingan Populer