Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Nostalgia



Untuk teman-teman terbaik
Seluruh kader Fasilkom-TI USU angkatan 2012

Aku tidak sedang membatas-batasi pertemanan. Hanya sedang mengkhususkan tulisan untuk objek tertentu. Teman-teman kader Fasilkom-TI USU angkatan 2012.

Kutuliskan ini sebelum aku lupa rasanya rindu dan bahagia yang berasal dari satu kata. Kalian.

Semoga kalian tidak membaca ini, karena aku pasti akan malu kalau kalian pergoki di dunia nyata. Atau baca saja lah, dan pura-pura tidak ingat ketika kita berjumpa.

Bagiku, pernah menjadi bagian dari sebuah organisasi dakwah di fakultas adalah sebuah syukur tak terhingga.

Pernah dipertemukan oleh Allah dan dijadikan satu tim kepengurusan dengan kalian adalah kebahagiaan yang lain.

Adik-adik zaman now mungkin hanya bisa menilai angkatan kita dari apa yang mereka lihat sekarang. Tapi mereka tidak sempat melihat, bagaimana labil dan alaynya kita dahulu.

Bagi mereka, kita adalah "hokage" yang masing-masing kita punya kelebihan yang menonjol. Salah satu dari mereka bahkan memberi kita julukan "kiseki no sedai", generasi keajaiban. Hahaha. Aku terpingkal mendengarnya. Begitu kerennya kah kita di mata mereka, Kawan?

Tapi apapun itu penilaian orang lain tentang kita. Penilaian Allah di atas segalanya kan?

Kawan,
Jika boleh berkata jujur. Salah satu memori paling indah yang berhasil jadi golden memory seperti di film Inside Out, bagiku adalah memori bersama kalian.

Tak perlu kusebutkan satu per satu nama kalian di sini. Nanti kalian jadi ge-er dan menuntut atas pencatutan nama tanpa izin. Wkwk.

Kuharap kalian masih ingat saat dahulu kita masih anggota masing-masing bidang. Aku bahkan jarang bertemu ketua umum. Tapi kenapa sudah mubes saja. Haha. Rupanya kepengurusan itu memang cuma 7 bulan.

Kepengurusan selanjutnya.. Setahun lebih. Dengan banyak drama di mubesnya. Siapakah yang jadi saksi mengalirnya butiran bening dari mata ketua umum kita kala itu? Dulu itu mengharukan. Sekarang kok jadi lucu ya. Haha.

Siapa yang jadi saksi, setiap hari kita jualan dari kelas ke kelas di jam istirahat perkuliahan demi sesuap nasi di training perkaderan? Siapa pula yang semangat menagih uang kas tiap bulan? Siapa yang paling cerewet waktu zaman kita presidium? Jelas bukan bendum lah kan ya. Ha ha ha.

Siapa pula yang paling sering berdebat di rapat pekanan? Yang paling sering di-bully? Siapa yang paling sering buat masalah? Tolong siapapun, jangan kege-eran. Karena sepertinya kita semua lah biang keroknya. Wkwk.

Biang kerok karena kalau rapat kita lebih banyak bercandanya. Bahkan mubes sekalipun masih juga dibercandain. Tapi begitulah kita berdinamika. Tawa tangis itulah yang mungkin membuat kita jadi solid. Eh? Emang kita solid? Sedikit lah ya.

Sedikit kalau dikumpulkan semua kan jadi banyak. Hahaha.

Tahun depannya.. Ada yang masih harus di kepengurusan, membantu adik-adik yang kelimpungan. Sebagian lain, bergabung di kereta lain yang lebih besar atau cari zona lain untuk tetap berkontribusi.

Sampai hari ini, ketika bertemu satu-satu dari kalian, di tempat manapun, seperti ada desiran yang merambat. Desiran kerinduan ukhuwah.

Sampai hari ini, meskipun kita masih sering saling bully, atau masih sering debat masalah sepele, sepertinya itu hanya sekejap itu saja. Kita tetap pulang ke rumah dengan dada yang lapang, seolah itu semua hanya sandiwara.

Karena kita tahu, di lubuk hati terdalam, kita tetaplah saudara, yang tak mungkin berniat menyakiti tanpa ada maksud baik.

Ah, sungguh aku bahagia sekali dan bangga pula bisa berteman dengan orang-orang hebat dan baik seperti kalian, itu juga kalau kalian tak keberatan.

Ah, kenapa kalian begitu keren. Dan aku cuma  remah-remah di antara kriuknya kekerenan kalian. #apaansik

Ah, sudahlah. Begitu saja. Intinya aku sedang rindu masa-masa yang lalu. Tapi, mengingat kenangan itu berat. Kalian tak akan kuat. Biar aku saja. Eaaak. Dilanah.

Sukses ya, Kawan-kawan.
Allah menjadi saksi atas perjalanan dan perjuangan kita. Jangan lupa tarik aku ke surga.


Dari yang sedang bernostalgia

Komentar

  1. 1. Jualan nagih mereka yang belum bayar, "Eh udah abis aja gorenganmu. Sini, mana duitnya?!"
    2. A: "Eh antum tolong gantian jualin gorengan ya.."
    B: "Enggak ah, dosen udah mau datang nih.."
    A: Ggrrrrr~~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang jiwa-jiwa tukang palak kek gitu lah ya 😂

      Hapus

Posting Komentar

jangan sungkan untuk berkomentar ya :)

Postingan Populer