Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Berubah

Time changes. People change.

Betapa banyak hal di dunia ini yang cepat sekali berubah. Setiap hal seolah bertumbuh.

Sebut saja, tanaman di halaman rumah kita. Kemarin pohonnya masih kecil, sekarang sudah besar, daunnya banyak. Karena kemarau dan jarang menyiram, akhirnya daun pun berguguran dan pohon meranggas. Apapun itu, kenaikan atau penurunan, tetap saja namanya perubahan.



Itu masih hal di luar sana. Bahkan, semua yang melekat pada tubuh kita juga berubah seiring waktu. Rambut semakin lebat, kuku semakin panjang, kulit semakin legam (ups), otak semakin cerdas, hati semakin? Jawab sendiri.

Ada perubahan yang setelah berbilang tahun baru bisa terlihat. Atau berbilang bulan, atau hari, atau mungkin dalam hitungan detik.

Karena setiap individu berubah, maka kita tak pantas menilai seseorang hanya dari kondisinya yang lalu, saat terakhir kali kita bertemu. Masih cukup objektif kalau ketemunya sering dan terakhir kemarin hari. Kalau sudah lama, berbilang bulan apalagi tahun, bisa jadi penilaian kita sudah sangat jauh dari yang sebenarnya.

Misal. Ada seorang teman yang dulunya bandel. Setelah berbulan kita ga ketemu. Bisa aja kan sekarang dia uda jadi anak baik, rajin menabung, dan tidak sombong. Begitupun sebaliknya.

Ada orang yang dulu kita benci sebenci-bencinya. Setelah bertahun ga ketemu, bisa aja kan sekarang kita jadi nyambung kalo ngobrol sama dia. Begitupun sebaliknya.

Begitulah. Semua bisa saja berubah dalam sekejap mata, jika Allah menkehendaki.

Jangan mudah menilai buruk seseorang dari mata rabun kita hari ini. Semua orang berhak berubah untuk jadi lebih baik. Termasuk diri kita sendiri.

Komentar

Postingan Populer