Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Kunjungan

Kemarin baru aja melakukan kunjungan, setelah empat bulan tidak melakukannya. Rasanya itu, kayak rindu berbulan-bulan, yang akhirnya tersampaikan. Wkwk.

Alhamdulillah, yang dikunjungi ga sampe bilang,

"Wah, ini judul yang mana ya? Saya lupa."
atau
"Duh, harusnya gitu abis seminar langsung temui saya, waktu masih hangat. Sekarang saya udah lupa."

Atau komentar-komentar judes lain kayak yang katanya beliau bilang ke temen-temen lain.

Ketika ketemu kemarin, beliau bilang.

"Wah, Ida. Udah lama tak bersua. Gimana kabar? Aman terkendali?"

"Agak dicepetin ya, Ida. Soalnya kayaknya saya ga pernah mempersulit, kan. Tapi kalian aja yang jarang dateng."

Dengar itu, saya cuma senyum.
Sambil menghayati tusukan-tusukan menyayat hati yang membangun semangat.

Btw, ketika bimbingan kemarin beliau ditelepon sama mbak² nawarin kartu kredit. Tapi beliau tolak dengan halus karena alasan riba, dan ngasih sedikit taujih sama mbaknya. Salut!

Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan, Da? Udah dikasih dosen pembimbing sebaik itu ga boleh disia-siakan.

Ini ide kita. Harusnya peluh kita lebih banyak. Ya kan?



#muhasabah

Komentar

Postingan Populer