Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Raisya, Donat, dan Sebuah Pelajaran Hidup

Jadi, tadi sore Raisya, anak tetangga, dateng ngeles private seperti biasa. Yang ga biasa adalah cacing di perut saya ga nyantai berkaraoke, minta diisi cemilan.

Akhirnya, setelah pas jam 6, Raisya ngerjain PR dan hafalin Surah Al-Buruj sampe ayat 13, saya inisiatif buat donat. Dan Raisya harus ikut bantuin.

Karena anak perempuan hobi masak-masak, Raisya sih seneng-seneng aja disuruh ambil ini letak itu. Aslinya mah saya juga yang agak pegel ngaduk adonan. (lebay, wong tepung cuma seperempat kilo aja sok pegel)

"Lama kali, Mbak. Udah lah ngaduknya."
"Sampe kalis, Raisya. Sampe cantik bentuknya."
"Uda uda cantik itu, Mbak"

Waktu adonan didiamkan, sampai ngembang, Raisya berulang kali komentar.

"Ih, lama kali lah"
"Ngapain kita ini, Mbak, nunggu sampe angka 12? (karena saya bilang sampe jarum panjang ke 12)"
"Sholat lah dulu Raisya"

Selagi saya beberes dan di dapur, dia sibuk entah ngapain di kamar saya. Terus dia bilang,

"Mbak, lihat lah yang ditulis di papan tulis"
"Apa tuh?"
"Baca sendiri lah, Raisya ga mau bilang"

Saya ke kamar, terus lihat papan tulis. Dia nulis, "Mba cantik".

Kemaren diem-diem tanpa sepengetahuan saya, dia juga nulis, "Mbak, makasih ya".

Padahal kemarin-kemarin itu mood saya lagi swing banget, efek PMS. Bawaannya kzl, pen marah, dan nyiprat ke Raisya. Tapi dia ga sadar. Anggapnya saya marah karena emang bagian dari pengajaran.

Saya sih senyum-senyum aja.

Terus waktu cetakin donat jadi bulat-bulat bolong tengah, Raisya juga sibuk komentar.

"Ih, punya Raisya jelek."
"Gapapa. Taroh disini."
"Mbak, nanti benerin punya Raisya ya"

Selesai itu, nunggu beberapa menit, donat digoreng.

"Mbak, besar kali tuh donat punya Mbak"
"Iya. Raisya mau bawa pulang?"
"Mau lah. Tapi Raisya makan sini dulu. Nanti 3 bawa pulang"
"Iya"
"Yey, udah siap. Nak makan. Tapi panas"
"Sabar. Apa, Raisya?"
"Iyelah. Sabar"

Karena di rumah ga ada seres, jadi saya buat tepung gula untuk kawan makan donat.



"Enak ga, Raisya?"
"Enak kali. Meskipun lama ya waktu (masak) nya"
"Iya. Kalau kita sabar, yang dimasak jadi enak. Kalau ga sabar, jadi ga enak juga."

Yes! Berhasil gue nyusupin pelayanan hidup secara ga langsung ke anak tetangga.

Jadi begitulah hari ini berakhir dengan beberapa donat dan sebuah kerinduan (apa banget dah-_-).

Gimana? Udah pas pencitraannya? Udah ibu-able belum? 😆😆😆

Tulisan ini terinspirasi dari IG story mbak @mentarirona yang ngepos beberapa aktivitas yang kesannya istri-able banget. Mulai dari suka ngumpul keluarga, suka anak-anak, suka baca buku. Padahal biasanya beliau jarang buat begitu. Eh rupanya di ig story terakhir beliau bilang, "Gimana pencitraannya? Udah istri-able banget belum?" Ah kocak. 😆

Oh ya. Jangan tertipu. Saya sebenarnya ga pande buat yang berbau pastry (dan yang lainnya). Taunya cuma brownies dan donat. Dan rasanya juga biasa-biasa aja. Kadang gosong, bantet, keras, dan bentuknya ga karuan.

Tapi, biasanya pengakuan anak-anak tentang diri kita ga pernah bohong, kan? Wkwkwk.

Komentar

  1. just reminds me something about "you, burger and personal recognition".

    BalasHapus

Posting Komentar

jangan sungkan untuk berkomentar ya :)

Postingan Populer