Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Kacamata Gratis dari BPJS

Jadi ceritanya, aku baru dibuatin kartu BPJS Kesehatan. Baru aja nyampe kemarin kartunya.

Dan kebetulan, Ahad lalu aku menyadari satu hal ketika ikut pelatihan. Aku ga bisa baca slide yang ada di depan, padahal aku duduk paling depan. Oke, positif rabun jauh nih.

Akhirnya, hari ini aku memutuskan untuk nyobain layanan BPJS pertama kalinya buat periksa mata.

FYI, faskes aku itu di BP Millennium Medan. Aku sampe di klinik sekitar jam 12.00 WIB. Kliniknya sepi. Cuma ada satu dua orang yang ngantri. Mungkin karena hari kerja dan udah siang.

Aku cuma serahin kartu BPJS aja. Terus susternya nanya, "Udah pernah berobat sini, Kak?" Aku menggeleng. Terus mereka buatin kartu berobat.

Btw, kalian siapin aja fotokopian kartu BPJS dan KTP buat jaga-jaga.

Setelah ngantri ga nyampe setengah jam, namaku dipanggil dan dibuatin surat rujukan. Aku disuruh milih mau ke RS mata mana. 

Pilihannya:
-Sumatera Eye Centre di Jalan Iskandar Muda deket kantor dinas kependudukan
-RS khusus mata di Jalan Abdullah Lubis depan mesjid Al-Jihad
-RS Mata M77 di Jalan Sei Mencirim

Di antara ketiga RS itu, aku sering lewat di Sumatera Eye Cetre dan RS mata Jalan Abdullah Lubis. Dan tiap lewat, pasti antriannya buanyak.

Akhirnya, aku memutuskan untuk pilih RS Mata M77 Jalan Sei Mencirim, meskipun aku ga tau itu tepatnya dimana. Setelah lihat map, eh ternyata Sei Mencirim itu jalan yang juga aku sering lewati. Cuma ga pernah perhatiin kalo ada RS mata di jalan itu. Mungkin karena parkiran kereta (sepeda motor) di depannya juga ga begitu banyak. Nyampe sana kalo ga salah hampir jam 13.00 WIB.

Karena sotoy, aku masuk aja ke dalam RS dari pintu B. Dan yang ngantri, ternyata buanyak. Aku celingak-celinguk, bener ga sih ini tempat registrasinya. Alhamdulillah ada ibu-ibu pasien lain yang melihat kebingunganku dan bertanya, "Mau daftar ya, Dek?" "Iya, Bu." "Oh, dari pintu sebelah sana ya" "Oh iya? Makasih ya, Bu".

Wkwk. Aku salah pintu, Geng.

Yauda aku ke pintu sebelah. Pintu A. Langsung masuk gitu aja. Yang ngantri ga sebanyak yang di ruangan pintu B tadi. Tapi sayangnya, meja registrasi kosong. Ada bacaan "istirahat". Yah, kecewa, adek.

Aku duduk di bangku tunggu. Ada kakak-kakak yang sebelumnya aku lihat di pintu B, udah nyampe sini aja. Terus aku ajak ngobrol.

Singkat cerita, ternyata si Kakak cek mata ke RS itu hari Senin. Ketauan mata kanannya -0,25 dan kirinya -2,5 ditambah silindris di mata kiri. Terus aku tanyain gimana proses dari registrasi sampe dapetin kacamatanya.

Ternyata si Kakak ke RS ini buat konsultasi lagi. Katanya kacamatanya buat pusing dan mual karena berat sebelah. Ya pulak. 0,25 banding 2,5 tambah silindris apa ga banting kali, pikirku.

Terus si Kakak nanya ke aku.

"Udah ambil nomor antrian belum?"
"Eh, belum, Kak."
"Ambil aja di luar"

Oke. Kesalahanku. Masuk asal masuk, ga lihat di pintu masuk ada mesin nomor antrian. Aku dapet nomor antrian 90.



Si Kakak rupanya udah selesai. Tinggal nunggu "jemputan" katanya. Tapi aplikasi jemputannya belum di download. Wkwk. Dia nanya ke aku, "Kak, ada Gr*b?"
"Ada, Kak. Mau pesen ya? Yauda dari HP-ku aja"
Mereka keliatan seneng waktu aku bilang, "Kak, gratis ya Grabnya."
"Hah, gratis?"
"Iya, aku pake kode promo dan kebetulan ada saldo GrabPay juga. Ongkosnya pas sama promonya."
"Oh, ok. Makasih ya"

Aku juga seneng, bisa sedekah tanpa ngeluarin sepeser duit.

Btw, itu jam 13.00 lewat. Dan kata cleaning service nya, meja registrasi buka jam 14.00. Karena tak suka menanti terlalu lama (apaansiiii-_-), aku memutuskan untuk makan siang dulu, sekalian cari colokan HP.

Singkat cerita, jam 14.00 aku balik ke RS, dan ternyata nomor antrianku udah lewat. FYI, di sebelah meja registrasi ada monitor yang isinya nomor dan nama-nama yang udah registrasi. Anehnya, pegawai di meja tsb, juga ga ada. Kata ibu-ibu di depanku, mereka lagi makan. Ada sekitar 10 menit kami (para pasien yang ngatri), ngeliatin mereka (para pegawai) bolak-balik kesana-kemari. Agak risih sih seolah mereka sibuk sendiri, tapi untungnya ini ga berlangsung lama.

Ketika udah ada pegawai, aku lalu ke meja registrasi serahin surat rujukan dari faskes. Mbaknya minta kartu BPJS dan KTP asli.

Lalu aku nunggu lagi. Sekitar jam 14.30, aku dipanggil sama mbak cantik. Disuruh masuk ke ruangan. Terus dia makein kacamata lucu yang bisa digonta-ganti lensanya sambil kita bacain apa yang ada di monitor yang jaraknya sekitar 3-5 meter di depan. Ini proses manual untuk nentuin lensa mana yang pas untuk aku.

Terus si mbak nempelin mataku ke alat yang otomatis bisa deteksi kita minus berapa.

Setelah gonta-ganti lensa dan dapet yang paling pas, aku disuruh keluar selama lima menit dengan tetap memakai kacamata ucul itu. Disuruh jalan-jalan. Ya kali mbak, jalan ke mall pake ini. Masih di ruang tunggu aja udah diperhatiin semua orang. Hahaha. Karena disuruh jalan-jalan aku keluar-masuk RS. Penglihatan terang beut, tapi tetep agak malu sama kacamatanya. Haha.

Karena udah 5 menit, aku masuk lagi ke ruangan. Lalu disuruh ngantri lagi di ruangan berbeda. Ga berapa lama dipanggil ke ruang konsultasi, ketemu sama dokter matanya. Mataku diperiksa pakai alat sejenis mikroskop gitu.

Dan kata dokternya, "Ini minusnya dua-duanya (kanan-kiri) 1. Masih rendah ya. Jangan kebanyakan nonton dan main gadget ya."

Alhamdulillah, masih 1 ya. Jangan nambah lagi deh.

Terus aku keluar buat ngantri lagi. Aku lalu dipanggil buat nerima obat tetes mata dan surat resep kacamata. Sebelumnya disuruh milih mau ke optik mana. Kalau ga salah, pilihaannya ada 4 optik.
- Optik Internasional
- Optik Kalimantan
- Optik Harmonis
- Optik Indonusa.

Karena si Kakak (yang aku ceritain sebelumnya) bilang dia pilih optik Harmonis, aku juga jadi milih optik tsb. Alasan lain karena itu optik yang paling dekat sama RS. Biar selesai semua urusannya hari ini.

Nyampe optik, ngantri lagi.
Optiknya ga begitu besar. Di lemari kacanya udah ditulis besar-besar dan dipisahin antara kelas 1, 2, dan 3. FYI, aku BPJS kelas 2, dapet tanggungan harga kacamata Rp200.000. Kalau kelas 1, Rp150.000. Kelas 3, Rp300.000. Kalau kita pilih kacamata dengan harga lebih dari budget BPJS, kita harus tanggung sendiri sisa biayanya.

Ohya, disini aku serahin fotokopi KTP dan Kartu BPJS. 

Karena optiknya ramai dan agak sempit, jadi pegawainya kelihatan buru-buru. Aku juga jadi ga enakan, pengen buru-buru juga. Aku lihat deretan kacamatanya. Haha. Ga ada yang sreg. Rata-rata kacamatanya bentuk rectangle atau square yang besar. Dan pasti bakal kebesaran di wajahku yang imut ini (maafkeun). Aku minta tunjukin kacamata harga 300.000, eh ga sreg juga.

Akhirnya, dengan berat hati, aku pilih kacamata mode rectangle semi rimless dengan frame tipis ala zaman dulu. Dari bahasanya kayaknya keren ya. Aslinya sih biasa kali. Gapapa lah, kan gratis. Wkwk.

Btw, aku gatau selera kalian akan kacamata gimana. Tapi kalau menurutku, di optik ini modelnya terbatas dan biasa-biasa aja (gatau deh apakah karena BPJS atau yang lain). Menurut aku lho, ya.

Jadi saranku, mending cari optik pilihan lain buat nebus resep kacamatanya. Kamu bisa ke optik Indonusa, Kalimantan, atau optik Internasional sekalian yang ada di Medan Mall dan Plaza Medan Fair. Kayaknya disana lebih worth it untuk pilihan kacamata. Meksipun mungkin harganya lebih mahal.

Dan kacamatanya baru bisa diambil 1-2 hari kemudian. Oke deh gapapa. Rasanya nungguin kacamata baru itu, kayak nungguin kacamata baru. Wkwk. (ngutip quote dari mbak yang sharing di blognya tentang nebus kacamata pake BPJS. Matur suwun, mbak Nufazee. Postingannya sangat membantuku.)

Btw, jam 16.00 semua urusan terkait kacamata sudah selesai. Kalau dihitung-hitung, proses dari faskes sampai optik, sekitar 3-4 jam, termasuk jeda makan siang. Lumayan cepet sih, menurutku.

Jadi, Geng. Saranku kalau kamu orang Medan, dan mau nebus kacamata pakai BPJS...

1) Ke faskes dulu minta surat rujukan kalo bisa agak siangan aja biar sepi
2) Pilihan Eye Hospital M77 jalan Sei Mencirim bisa dijadikan pilihan tepat sebagai RS rujukan, karena antriannya ga begitu panjang dan pelayanannya juga ramah.
3) Jam 2 adalah jam berakhirnya istirahat. Jadi, jam segini adalah jam paling pas buat tiba RS. Dan biasanya kalau siang abis istirahat, yang ngantri ga sebanyak pagi hari. Jadi gitu nyampe, bisa langsung ke meja registrasi.
4) Ambil nomer antrian dari pintu utama (jangan salah masuk kayak aku wkwk)
5) Ke meja registrasi dan ikuti alurnya sampai selesai
6) Sabarlah ketika mengantri. Kalo baterai HP mu lobet, ada juga kok colokan di ruang antrinya.
7) Pilih optik yang menurutmu paling baik. Aku udah bilang di atas. Kalau mau yang paling deket dari Eye Hospital M77, bisa ke Optik Harmonis. Tapi harus siap sama keramaian dan keterbatasan model kacamata. Kalo mau yang agak jauhan dan mahalan dikit, plus sekalian bisa nikmati AC mall, bisa ke Optik Internasional. Dan inget, pilih kacamatanya selow aja. Jangan buru-buru kayak aku.
8) Jaga kesehatan matamu, supaya minusnya ga nambah lagi. (ini beneran note to myself)

Udah deh, segitu aja. Semoga bermanfaat ya.
:)

Komentar

Postingan Populer