Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Malu



Belakangan ini, saya menemukan akun-akun instagram muslimah kece. Ada aktivis yang jago buat mograf (motion graphic) sekaligus punya skill nulis yang keren. Otak kanannya encer banget dah.

Ada juga muslimah-muslimah kandidat PhD yang kuliah sambil mengasuh anak. Mbak, kamu super sekali.

Belakangan bahkan nemu sekumpulan muslimah yang peduli sama Palestina, dengan taglinenya: it's not happening here, but it's happening now.

Ada lagi seorang kakak mamah muda yang udah punya yayasan sekolah gratis untuk anak-anak kurang mampu yang cabang sekolahnya mulai banyak. Kerennya~

Belum lagi ketika daftar belajar tahsin di sebuah ma'had, saya terkesima dengan banyaknya muslimah yang daftar dan ikut tes. Ga nanggung, yang udah emak-emak juga banyak. Masya Allah.

Makin malu ketika saya masih di level 2, sedangkan ada temen yang saya kenal udah level 5. Allah... Keren banget. Udah di level 5, tapi ketika saya minta sample suaranya untuk skripsi saya, dia masih aja ngakunya kurang berkafa'ah. Masya Allah. Kalau beliau kurang berkafa'ah, saya ini apa lagi. Remah-remah rengginang di sela tutup khong g*an?

Di tengah gegap gempitanya kehidupan kota yang gemerlap dan kehidupan kampung yang degradasi moralnya semakin terasa, ternyata masih ada muslimah-muslimah aktif kreatif inovatif dan semangat mengisi harinya dengan ilmu-amal bermanfaat.

Ah, Allah~
Aku merasa semakin tak ada apa-apanya. Semoga aku bisa jadi salah satu dari mereka.

©idamysari  | 170722

Komentar

Postingan Populer