Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Terlambat



Setelah empat tahun lebih, saya baru bisa mengerti kata-kata yang tertulis di cover buku pembina saya dahulu : "Hanya hati yang bisa menyentuh hati."

Sejatinya, tak ada kata terlambat mengerti dalam hidup. Sebab hidup adalah sebuah proses belajar tanpa henti. Yang jika suatu ilmu tak kita pahami hari ini, bukan berarti ilmunya yang salah. Kitalah yang kurang mampu memahami bahwa ilmu itu milik Allah, maka Allah lah yang punya hak mutlak untuk 'menitipkan' pemahaman ilmu itu ke kita atau tidak sama sekali.

Satu hal yang saya ambil pelajaran. Untuk menjadi seorang pembina yang melibatkan hati dan bisa menggerakkan hati lain, ternyata bukan dari indahnya diksi yang disampaikan. Tapi dari cermin kedekatan dan keyakinan pada Allah, kesadaran tinggi untuk selalu rendah hati, dan kemauan keras untuk terus belajar.

Belajarlah pada Rabb secara langsung, pada buku-buku, pada guru, pada situasi sekitar, pada setiap orang yang kita temui.

Maka, hanya dengan izin-Nya saja, diksi yang kita sampaikan dengan hati, bisa 'merembes' ke hati pula. Dan basahlah ia dengan cinta.

Biar terlambat, asal pelajarannya tepat, bukan? 

:)

©idamysari

Komentar

Postingan Populer