Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

212

Aku menangis berkali-kali hari ini. Lebih sering dan lebih banyak dari tangisan sebulan lalu.

Aku menangis berkali-kali hari ini. Entah karena sedih, bahagia, atau haru biru.

Tak pernah ku lihat jutaan manusia berkumpul sedamai ini, selain hari ini.

Dan aku, masih saja menangis berkali-kali hari ini. Menangisi diriku sendiri.

Sudah sampai mana tilawah Qur'anmu hari ini, wahai diri? Apakah hafalan setahun lalu masih bisa kau rapal dengan jelas kini?

Aku malu pada diriku sendiri. Aku malu pada lautan hamba yang ikhlas datang mengetuk-ngetuk pintu langit. Bermandikan rahmat illahi memilinkan do'a-do'a ke angkasa tinggi.

Terima kasih, wahai Yang Memiliki Hati.
Ternyata aku masih bisa menangis hari ini.






Ida Mayasari
(2/12/16)

Komentar

Postingan Populer