Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Sebuah Perjalanan (1)

11 Februari 2014

Hari ini adalah salah satu hari teristimewa dalam hidupku. Bahkan aku tak pernah membayangkan sebelumnya bahwa salah satu mimpi yang kutulis di daftar 100 mimpiku ini bakal terwujud saat ini. Umroh Bareng Ortu. Alhamdulillah, Allah begitu baik. Mulai hari ini, akan kukisahkan ceritaku dari awal hingga akhir perjalanan nanti. 


Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.


Ini bukan kali pertama aku mengunjungi bandar udara yang satu ini, salah satu bandara terbesar di Indonesia. Tapi perasaan deg-degan begitu besar. Apalagi rombongan umroh berpakaian batik merah telah berkumpul di pintu masuk bandara. Wajah-wajah yang sumringah, ada yang baru kali ini pertama akan ke tanah suci (saya contohnya), ada yang sudah pernah. 
di luar Kualanamu
Niat kami semua hanya satu. Memenuhi panggilan Allah.

Bismillah, labbaikallahumma labbaik. Kupenuhi panggilan-Mu, ya Allah. Hati yang bersih kami persembahkan menuju rumah-Mu, yang kami damba selama ini.

Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya pada kira-kira jam 15.00-an WIB kami berangkat dari Bandara Kualanamu menuju Kuala Lumpur Internation Airport (KLIA) sebagai tempat transit. Hei! Pertama kali naik pesawat, pertama kali ke luar negeri pula. I’m so excited! Kami naik pesawat Malaysia Airlines. Bismillaahi majreehaa wa mursaahaa

Di pesawat dikasi kacang masin sama jus jeruk yang asli jus jeruk, rasanya asem. Dan jengjeng! Bibirku dan Bapak sariawan. Haha. Dari tempat pesawat mendarat menuju ke bandaranya harus naik kereta api rel listrik. Haih, canggih! Tiba di Bandara KL, huiiih! Subhanallah, bandaranya cantik bener. Arsitektur bandaranya wuiih lah pokoknya. *norak*

Di Bandara juga harus nunggu beberapa jam. Ternyata dimana-mana nunggu itu ga enak. Akhirnya kita keliling-keliling bandara, solat di musolla bandara. Saran aja nih, maunya musollanya lebih besar kayak di Carrefour Medan. Hehehe.

Setelah bosan menunggu, akhirnya pesawat ke Oman take off juga. Ha? Oman? Yaya! Kita transit dulu di Oman! Makin excited! Perjalanan 6 jam ke Oman dengan Oman Air cukup melelahkan. Karena itu perjalanan malam. Mau bobok di pesawat rasanya kurang nyaman karena ini pertama kalinya naik pesawat selama 6 jam, aku belum biasa dengan suara mesin pesawat yang berisik dan factor lainnya adalah kita bukan di kelas executive. Hehe. Tapi gimanapun, ya dipaksa tidur aja.

dalem pesawat
Lagi enak-enaknya maksa tidur, eh mbak-mbak pramugarinya dateng bawain minuman. Yey! Jus jeruk, Mbak’e.

Abis minta jus jeruk, aku, Bapak, dan Mamak baru sadar kalo kita ga bisa minum jus jeruk, nanti sariawan yang sudah ‘terbentuk’ hasil dari jus jeruk Malaysia air tadi makin parah. Kita sekeluarga memang gitu orangnya. Kalo sariawan, makin minum jus jeruk, makin parah sariawannya. Padahal jus jerus kan mengandung vitamin C yang bagus untuk sariawan ya. Hahaha.

Jadi gimana nih jusnya? Mamak ga mau minum. Akhirnya aku dan Bapak yang minum dengan glek-glek terpaksa. Huhu.

Abis itu, tidur lagi. Hehe. 

Di tengah perjalanan, mbak-mbak pramugarinya dateng lagi. Ngasi makan nasi.

Chicken or beef? Aaaak! Chicken, Mbak’e. Waktu itu kita emang lagi laper karena tengah malem di Indonesia. Ceritanya jetlag gitu lho. Hehe. :)

Nanggung ya?
Tunggu kelanjutannya di postingan selanjutnya ya :)


Salam Semangat, Readers :)


Ida Mayasari

Komentar

Postingan Populer